Profil Desa Pagerwangi
Ketahui informasi secara rinci Desa Pagerwangi mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Pagerwangi, Balapulang, Tegal, mengungkap potensi wilayah agraris di tengah tantangan urbanisasi. Dikenal sebagai "Desa Cantik" (Cinta Statistik), Pagerwangi proaktif dalam pengelolaan data untuk pembangunan, UMKM, dan rintisan wisata Bukit Ra
-
Tata Kelola Berbasis Data
Desa Pagerwangi salah satu "Desa Cinta Statistik" (Desa Cantik) di Jawa Tengah, program dari Badan Pusat Statistik yang menunjukkan komitmen pemerintah desa dalam menggunakan data yang akurat untuk perencanaan pembangunan yang lebih efektif dan transparan
-
Tantangan Urbanisasi dan Ekonomi Agraris
Sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani musiman, namun desa ini menghadapi tantangan signifikan akibat tingginya angka perantauan generasi muda ke kota besar, yang berdampak pada regenerasi sumber daya manusia dan pelestarian budaya lokal.
-
Potensi Ekonomi Alternatif
Desa Pagerwangi memiliki potensi ekonomi yang sedang dikembangkan, meliputi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) seperti produksi kicimpring serta rintisan pengembangan objek wisata alam Bukit Rangkok yang didukung melalui program padat karya.

Terletak di perbukitan yang subur di selatan Kabupaten Tegal, Desa Pagerwangi di Kecamatan Balapulang menjadi representasi unik dari desa agraris yang berjuang memadukan tradisi dengan modernitas. Desa ini secara proaktif mengadopsi tata kelola berbasis data untuk mengatasi tantangan pembangunan dan memaksimalkan potensi lokal, di tengah realitas sosial ekonomi yang diwarnai oleh fenomena perantauan kaum mudanya. Dengan topografi yang menjanjikan potensi wisata dan semangat pemerintah desa dalam inovasi, Pagerwangi menapaki jalan pembangunan yang penuh perhitungan.
Inisiatifnya sebagai "Desa Cinta Statistik" (Desa Cantik) menjadi bukti keseriusan dalam perencanaan, sementara denyut ekonomi dari sektor pertanian dan UMKM terus dijaga. Di bawah kepemimpinan yang progresif, Pagerwangi berusaha mengubah tantangan demografis menjadi peluang untuk masa depan yang lebih sejahtera dan berdaya saing.
Geografi dan Demografi
Desa Pagerwangi secara administratif terletak di Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya berada sekitar 13 kilometer di sebelah selatan Slawi, ibu kota Kabupaten Tegal dan dapat ditempuh dengan perjalanan darat selama kurang lebih 30 menit. Wilayahnya memiliki topografi perbukitan dengan ketinggian rata-rata 500 meter di atas permukaan laut (mdpl), menjadikannya kawasan yang berhawa sejuk dan subur.
Luas wilayah Desa Pagerwangi yaitu 2,41 km² atau 241,18 hektare. Penggunaan lahan di desa ini didominasi oleh sektor pertanian, yang terbagi atas lahan persawahan seluas 50,77 hektare, ladang atau tegalan seluas 70,59 hektare, serta area pemukiman seluas 58,69 hektare. Sisa wilayahnya merupakan pekarangan, perbukitan, dan fasilitas umum lainnya. Secara geografis, Desa Pagerwangi berbatasan langsung dengan desa-desa tetangganya. Di sebelah utara, desa ini berbatasan dengan Desa Sesepan. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Kalibakung, sebelah selatan dengan Desa Bukateja, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Harjawinangun.
Berdasarkan data kependudukan termutakhir dari pemerintah desa, jumlah penduduk Desa Pagerwangi tercatat sebanyak 1.774 jiwa. Populasi ini terdiri dari 901 penduduk laki-laki dan 873 penduduk perempuan. Dengan luas wilayah 2,41 km², kepadatan penduduk Desa Pagerwangi mencapai sekitar 736 jiwa per km².
Secara sosial, Desa Pagerwangi menghadapi fenomena demografis yang signifikan, yaitu tingginya angka perantauan. Sebagian besar generasi muda berusia produktif memilih untuk merantau ke kota-kota besar seperti Jakarta untuk mencari peluang kerja yang dianggap lebih menjanjikan. Akibatnya, komposisi penduduk di desa cenderung didominasi oleh kalangan usia tua dan anak-anak hingga usia sekolah menengah. Fenomena ini menjadi tantangan tersendiri bagi regenerasi sumber daya manusia dan keberlanjutan kegiatan sosial kemasyarakatan di tingkat desa.
Pemerintahan dan Tata Kelola Desa
Pemerintahan Desa Pagerwangi berjalan secara aktif di bawah kepemimpinan Kepala Desa, Waluyo. Struktur pemerintahannya didukung oleh perangkat desa yang solid, termasuk Sekretaris Desa, Abdul Kholik, serta para kepala seksi dan kepala urusan yang menjalankan roda administrasi dan pelayanan publik. Salah satu keunggulan menonjol dari tata kelola Desa Pagerwangi ialah komitmennya terhadap transparansi dan pemanfaatan data dalam perencanaan pembangunan.
Komitmen ini terwujud melalui partisipasi aktif desa dalam program "Desa Cinta Statistik" (Desa Cantik), sebuah inisiatif dari Badan Pusat Statistik (BPS). Pada akhir tahun 2024 dan awal tahun 2025, Desa Pagerwangi menjadi fokus pembinaan intensif dari BPS Kabupaten Tegal. Program ini bertujuan untuk meningkatkan literasi, kesadaran, dan peran aktif pemerintah desa beserta warganya dalam penyelenggaraan kegiatan statistik. Melalui program ini, desa dibina untuk mampu menghasilkan data yang akurat dan terkini, mulai dari data kependudukan, potensi ekonomi, hingga infrastruktur.
Kepala Desa Pagerwangi, Waluyo, dalam sebuah kesempatan pada Desember 2024, menyatakan dukungannya terhadap program tersebut. Menurutnya, data yang berkualitas merupakan fondasi penting untuk perencanaan pembangunan yang tepat sasaran. "Dengan data yang akurat, kami dapat mengidentifikasi potensi dan masalah di desa secara lebih jelas, sehingga alokasi sumber daya, termasuk Dana Desa, bisa lebih efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari perangkat desa, agen statistik desa, hingga mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang membantu proses pendataan usaha menggunakan metode CAPI (Computer Assisted Personal Interviewing). Keterlibatan ini menunjukkan adanya sinergi antara pemerintah desa, lembaga statistik, dan akademisi. Selain itu, sebagai wujud transparansi, Pemerintah Desa Pagerwangi juga telah membentuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) melalui Surat Keputusan Kepala Desa. Keberadaan PPID memastikan hak publik atas informasi terkait penyelenggaraan pemerintahan desa dapat terpenuhi sesuai dengan amanat undang-undang.
Potensi Ekonomi dan Mata Pencaharian Penduduk
Perekonomian Desa Pagerwangi ditopang oleh beberapa sektor utama, dengan pertanian sebagai basis tradisional. Lahan yang subur dimanfaatkan oleh penduduk untuk menanam komoditas pangan musiman seperti padi, jagung, dan tebu. Namun pola pertanian di desa ini sangat bergantung pada musim. Ketika musim hujan tiba, para petani akan aktif menggarap sawah dan ladang mereka. Sebaliknya, pada musim kemarau, banyak di antara mereka yang beralih profesi sementara dan memilih merantau untuk bekerja di sektor informal di perkotaan.
Fenomena perantauan ini membentuk pola ekonomi ganda bagi sebagian besar rumah tangga di Pagerwangi. Pendapatan dari hasil pertanian menjadi penopang kebutuhan pokok, sementara penghasilan dari merantau digunakan untuk kebutuhan sekunder dan investasi, seperti perbaikan rumah. Meskipun demikian, ketergantungan pada ekonomi perantauan juga menimbulkan tantangan, terutama terkait kurangnya sumber daya manusia untuk mengembangkan potensi ekonomi lokal secara berkelanjutan.
Di luar pertanian, Desa Pagerwangi memiliki potensi di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Salah satu produk unggulan yang telah diidentifikasi ialah kicimpring, sejenis makanan ringan tradisional. Potensi UMKM kicimpring ini bahkan telah menarik perhatian kalangan akademisi untuk dijadikan objek program pengabdian masyarakat. Berdasarkan analisis, tantangan utama yang dihadapi oleh para pelaku UMKM kicimpring di Pagerwangi meliputi peralatan produksi yang masih sederhana, jangkauan pemasaran yang terbatas (umumnya hanya di pasar lokal), serta kemasan produk yang kurang menarik. Selain itu, pencatatan keuangan yang belum tertib juga menjadi kendala untuk pengembangan usaha yang lebih profesional.
Untuk menjawab tantangan tersebut, pemerintah desa bersama dengan mitra pembangunan berupaya memberikan solusi, seperti bantuan peralatan, pelatihan pemasaran digital, perbaikan desain kemasan, dan edukasi tentang pembukuan sederhana. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing UMKM lokal, sehingga mampu menjadi sumber pendapatan alternatif yang stabil bagi masyarakat.
Infrastruktur dan Pembangunan Desa
Pembangunan infrastruktur di Desa Pagerwangi terus berjalan secara bertahap, dengan memanfaatkan alokasi Dana Desa dan sumber pendanaan lainnya. Fokus pembangunan diarahkan pada peningkatan konektivitas, fasilitas layanan dasar, dan penunjang kegiatan ekonomi masyarakat.
Di sektor pendidikan, Desa Pagerwangi memiliki satu unit Sekolah Dasar Negeri (SDN Pagerwangi) yang menjadi pusat pendidikan dasar bagi anak-anak di wilayah tersebut. Data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan sekolah ini memiliki enam rombongan belajar. Untuk fasilitas kesehatan, desa ini dilengkapi dengan beberapa sarana dasar, di antaranya satu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), satu Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA), dan satu Rumah Bersalin. Keberadaan fasilitas ini sangat vital untuk melayani kebutuhan kesehatan primer masyarakat, terutama bagi ibu hamil dan balita.
Salah satu proyek pembangunan infrastruktur strategis yang pernah dilaksanakan ialah program padat karya tunai untuk pembangunan jalan menuju objek wisata Bukit Rangkok pada tahun 2020. Proyek yang didanai dari Dana Desa senilai lebih dari Rp 77 juta ini berhasil membangun jalan sepanjang 350 meter dengan lebar 4 meter. Pembangunan ini tidak hanya bertujuan untuk membuka akses wisatawan, tetapi juga memberikan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat. Wakil Bupati Tegal saat itu, Sabilillah Ardie, yang meninjau langsung proyek tersebut, menekankan bahwa skema padat karya merupakan implementasi semangat Undang-Undang Desa, di mana dana dikelola secara swakelola oleh masyarakat sehingga manfaat ekonominya dapat dirasakan langsung tanpa melalui pihak ketiga.
Proyek ini berhasil menyerap lebih dari 50 tenaga kerja lokal yang terdampak secara ekonomi oleh pandemi COVID-19 saat itu. Pembangunan jalan ini merupakan langkah awal untuk mengembangkan potensi wisata Bukit Rangkok agar dapat menjadi destinasi andalan yang pada gilirannya akan menggerakkan perekonomian desa.
Kehidupan Sosial dan Budaya
Mayoritas penduduk Desa Pagerwangi memeluk agama Islam. Kehidupan keagamaan ini tercermin dari adanya dua masjid dan tiga musala yang aktif digunakan sebagai pusat ibadah dan kegiatan sosial keagamaan. Meskipun demikian, seperti halnya masyarakat Jawa pada umumnya, sebagian warga masih mempraktikkan tradisi dan kepercayaan lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun. Tradisi seperti tahlilan untuk mendoakan orang yang telah meninggal, kepercayaan terhadap hari baik untuk memulai suatu kegiatan, dan penghormatan terhadap tempat-tempat yang dianggap keramat masih dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, tantangan terbesar dalam aspek sosial budaya di Desa Pagerwangi ialah risiko lunturnya warisan leluhur. Arus urbanisasi yang kuat di kalangan generasi muda menyebabkan terputusnya proses transmisi budaya. Banyak tradisi, kesenian lokal, hingga cerita sejarah desa yang tidak lagi dikenal oleh kaum muda karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu di perantauan. Kondisi ini, seperti diungkapkan dalam beberapa ulasan mengenai desa, menyulitkan upaya untuk menyelenggarakan program-program inovatif yang berbasis kearifan lokal.
Meski demikian, secercah harapan muncul dari potensi wisata alam yang dimiliki desa. Bukit Rangkok, dengan formasi bebatuan unik di puncaknya, disebut-sebut memiliki daya tarik visual yang kuat. Upaya pemerintah desa untuk membuka akses ke lokasi ini diharapkan tidak hanya berdampak pada ekonomi, tetapi juga dapat memicu kembali rasa memiliki dan kebanggaan generasi muda terhadap desanya. Pengembangan wisata yang berbasis komunitas dapat menjadi jembatan untuk menghidupkan kembali tradisi dan budaya lokal sebagai bagian dari atraksi yang ditawarkan kepada pengunjung. Dengan demikian, pembangunan fisik dapat berjalan seiring dengan penguatan identitas sosial dan budaya masyarakat Desa Pagerwangi.